Semestinya, pondok pesantren dipimpin oleh orang yang selalu mengikuti syariat agama dan berpengalaman menangani lembaga pendidikan. Sayangnya, kasus-kasus perundungan hingga seksual yang terjadi sejumlah pondok pesantren membuat sejumlah orang tua cemas dan ragu untuk mendaftarkannya ke sana.
Maraknya tindakan kriminal yang terjadi lingkungan pesantren tak serta-merta membuat image keseluruhannya jelek. Pesantren yang reputasinya bagus pun masih dapat dijumpai kalau Anda tahu cara memilihnya. Seperti apa langkah yang sebaiknya dilakukan? Simak selengkapnya di bawah ini!
Pesantren sebagai tempat aman menuntut ilmu
Sebagian besar pesantren di Indonesia dipimpin kiai yang begitu dihormati karena luasnya ilmu yang dimiliki dan kontribusinya terhadap dunia pendidikan maupun masyarakat. Selain itu, beberapa tokoh penting di Indonesia juga pernah mengenyam pendidikan di pesantren.
Sebut saja mendiang KH Abdurrahman Wahid hingga Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Bahkan tak lulusan pesantren yang memilih mengabdi di tempat tersebut.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Ali Randhani menegaskan, pesantren sebenarnya merupakan tempat aman untuk menuntut ilmu (sumber: Popmama). Di sisi lain, dia pun menyarankan agar orangtua teliti memilih pesantren sebelum menitipkan putra-putrinya di sana dalam waktu lama.
Kriteria Pesantren
Selain memegang arkanul ma’ahd (rukun pesantren), pesantren yang layak dan aman untuk anak sebaiknya memenuhi kriteria berikut:
1. Kiai yang menjadi teladan santri/wati
Seperti yang disebutkan, seharusnya pondok pesantren dipimpin oleh kiai yang dapat dijadikan teladan oleh santri dan santriwati. Dalam hal ini, kiai harus mampu menjadi pengajar dan pengasuh yang mengayomi orang-orang di bawah kepemimpinannya.
2. Sarana serta pra-sarana yang tersedia
Selain dikelola sosok-sosok teladan, pastikan juga tempat tersebut menyediakan sarana dan pra-sarana yang memadai untuk santri maupun santriwati. Beberapa di antaranya adalah kamar, musala, masjid, hingga dapur yang menyajikan makanan sehari-hari.
3. Kitab kuning sebagai pedoman pesantren
Kitab kuning merupakan pedoman yang terdiri atas akidah akhlak, fikih, hadis, tasawuf, hukum Islam, hingga tafsir. Kelengkapan dari kitab kuning membuatnya masih dijadikan sebagai tuntunan kiai dan tenaga pengajar lain di pesantren untuk membimbing santri serta santriwati sesuai syariat.
4. Pesantren bersifat inklusif
Inklusif dalam artian ini adalah pesantren mengizinkan orang tua untuk berkunjung mengikuti aturan yang diberlakukan. Termasuk masyarakat juga yang ingin melihat sambil mengecek bagaimana kehidupan pesantren berjalan. Keterbukaan ini yang akan memupuk kepercayaan di mata publik.
Penutup
Poin-poin ini menegaskan bukan hal sulit menemukan pondok pesantren dipimpin oleh kiai atau sosok-sosok kredibel saat Anda tahu cara mencarinya. Sebagai langkah awal, Anda bisa cek nama pesantren secara online lewat website sekolah seperti sekolah.link. Bandingkan beberapa pesantren yang memenuhi kriteria, lalu temukan tempat mana yang dirasa aman untuk pendidikan anak.